Jumat, 01 Juli 2016

Mengucapkan Selamat Hari Raya: “Taqabbalallahu minna wa minka”, bid'ah?

Telah diriwayatkan dari Al Watsilah, bahwa beliau berjumpa Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dan mengucakan: Taqabballahu minna wa minka (Semoga Allah menerima amal kami dan Anda). Namun sanad riwayat ini DHA'IF (lemah/tidak valid), sebagaimana yang dikatakan Al Imam Al Hazifh Ibnu Hajar Al ‘Asqalani dalam Fathul Bari.

Namun, Imam Ibnu Hajar berkata:

وَرَوَيْنَا فِي " الْمَحامِلِيَّاتِ " بِإِسْنَادٍ حَسَنٍ عَنْ جُبَيْرِ بْنِ نُفَيْرٍ قَالَ " كَانَ أَصْحَابُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا اِلْتَقَوْا يَوْمَ الْعِيدِ يَقُولُ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ : تَقَبَّلَ اللَّهُ مِنَّا وَمِنْك "

Kami meriwayatkan dalam kitab Al Mahalliyat, dengan sanad yang hasan (bagus), dari Jubeir bin Nufair, katanya: dahulu para sahabat Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam jika mereka berjumpa pada hari raya, satu sama lain berkata: “taqabbalallahu minna wa minka.” (Fathul Bari, 2/446. Darul Fikr)

Hal ini juga diriwayatkan oleh Muhammad bin Ziyad, bahwa beliau bersama Abu Umamah Al Bahili dan para sahabat nabi lainnya, bahwa mereka jika satu sama lain berjumpa sepulang shalat Id, mengucapkan: taqabballahu minna wa minka. Menurut Imam Ahmad bin Hambal sanadnya jayyid (bagus/baik). (Syaikh Al Albani, Tamamul Minnah, hal. 355-356)

Ucapan inilah yang lebih baik dan sunnah para sahabat nabi.

Adapun ucapan Minal 'Aidin wal Faaizin merupakan potongan dari kalimat Ja'alanallahu wa iyyakum minal 'aaidin wal faaizin, artinya semoga Allah jadikan kami dan anda termasuk orang kembali (suci) dan menang.

Atau, di sebagian negeri muslim ada yang mentradisi ucapan 'iduka mubaarak - semoga hari rayamu diberkahi.

Ada pula kullu 'aam wa antum bikhair - setiap tahun semoga anda dalam kebaikan

Semua ini tidaklah terlarang, sebagai sebuah kalimat baik dan doa yang baik, walau bukan dari Nabi dan sahabatnya.

Sebagaimana perkataan Imam Asy Syafi'i bahwa perkataan itu dihukumi bagaimana isinya, jika baik maka itu baik, jika buruk maka itu buruk. Maka, sikap tergesa-gesa sebagian da'i yang membid'ah-bid'ahkan ini adalah sikap ghuluw yang tidak perlu terjadi.

Ust. Farid Numan

Subscribe to get more videos :